Setiap penyair memiliki gaya atau ciri khas tersendiri dalam menyampaikan hasil tulisannya. Ada yang terlalu internal dan ada pula yang cenderung mengobservasi entitas eksternal dengan menggunakan kepekaan diri, Gaya inilah yang dipakai oleh salah satu penulis puisi ulung asal Kupang, NTT. Namanya ialah Ragil Supriyatno Samid atau biasa yang dipanggil Ragil Sukriwul. Kemarin beliau baru saja berkunjung ke sekolah saya. Kebetulan pas AVONTUR (sekumpulan puisi ragil) telah dipublikasikan, saya pun membelinya dan membaca isinya memang penuh makna meskipun dengan penggunaan bahasa yang sedarhana dan fresh.
AVONTUR - Sekumpulan Puisi
AVONTUR sendiri sampai sekarang saya belum tahu maknanya apa, karena tidak sempat menanyakan pada orangya. Yang pasti di buku Kumpulan Puisi tersebut terdapat banyak puisi penuh makna, di antaranya ialah sebagai berikut:
Hujan dan Seorang Bocah yang Menangis
bumi menangis saat seorang bocah
bersedu sedan di pinggiran jalan
hujan bersekutu dengan air matanya
membasahi tanah dan tajam kerikil
meruap hawa panas dari aspal dan gigil
si bocah menggemetarkan senja yang datang
basah kuyup ia sekarang sampai tak ada
yang tahu sudahkah tangisnya berhenti
Lagu Tidur
tidur tidurlah
esokkan datang bersama
matahari yang sinis dan angin masam
tidur tidurlah
esokkan mampir dengan senyum
ribu batu dan debu
tidur tidurlah
lelapkan semua mimpi
tentang dongeng esok hari
Sajak Hitam
bergelas kopi hitam dan baju hitam
yang menemani hari-hari hitammu
menjelang lagi di hitammu
kau pernah berkata
aku akan terus lurus di atas jalan hitam ini
sampai di titik yang nun di sana menghitam
sementara aku di pinggiran aspal hitam ini
masih saja separuh gelap
kawan, sudahkah engkau sempurna hitam
gegaslah karena tak lagi ada yang bisa dihitamkan disini
hitam tak lagi milik kita
hitam sudah menjadi milik semua
Kepada Ibu
ibu, anak-anakmu pergi lagi
tanpa ucap salam
dan sedikit pesan seperti dulu
nuju lampau
bapak tua itu jadi lebih riang
karena berkurang
perusak mimpi-mimpi
katanya, ibu
imam peindung kita sekarang
bulan dari rahim sepuh pejantan sakti
yang anggun dalam kotak kotak elektronik
tapi ringkih dan ngungun sinarnya di sini
maka luap liur domba bertaring
tawa tikus gorong ramai melengking
masih aku di sini tetap
mengulum ribu duka gersang
jadi pisau yang merusak cadar dendam
anakmu pergi, ibu
bukan karena memutih rambut
di sini hanya jadi orok yang lelap dipangku
meski riuh tangis menolak jalan
aku pasti kembali
berjuta tombak dan panah
yang lebih cepat dari peluru
datang bersamaku
Simfoni Hujan
kau renggut matahari
yang berabad-abad dirindukan di sini
dengan mendungmu yang peragu
gerimis itu melagukan duka
dengan begitu lembut, dengan menggasak tulang
menggilapkan ngilu luka
hujan di sini adalah simfoni tua
yang mengalun sepi, tipis melaras
hati saat tiba menyongsong uzur
AVONTUR
kau ketuk tiap daun
pintu di setiap kota
kau singgah
mencuri oksigen dan
menoreh jejak
kemudian pergi
lalu,
jejak siapa yang tinggal
di kamarmu
Berbeda dengan puisi-puisi liris yang banyak mengeksplorasi emosi dan perasaan aku liris, Ragil cenderung mengobservasi entitas eksternal dengan menggunakan kepekaan diri...
Dalam Avontur-nya ini, Ragil, banyak merangkai bait dengan frasa dan kalimat-kalimat seruan, ajakan, permohonan, serta pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada persona lain, sekaligus pembaca...
(Yusri Fajar, Dosen Sastra Universitas Brawijaya)
Semoga sedikit Kumpulan Puisi "AVONTUR" di atas bermanfaat bagi anda ^_^
Rating: 4.5
terima kasih banyak untuk berbagi informasi ... Semoga Tuhan memberikan yang terbaik buat Kita Semua
ReplyDelete